ketika aktivis poligami
Oleh : Muhammad salman alfaruqi aku kembali terdiam. ketika mereka kembali menyebutku si idiot. Di hamparan ruko tua aku meringkuh kesakitan, bersama hempasan angin yang semakin memilukan. Sepertinya sang malam kembali melakukan rutinitasnya. Getaran bibir, dan desahannya semakin tak terbendung. mencegah keluarnya udara dari belahan bibir imutnya. Tujuannya cuma satu. Dia tak tega melihatku mati kedinginan karenanya. Ku tangkap langsung isyarat sendunya. Ternyata ia mengundangku untuk untuk kembali bercinta bersamanya. Bersama getaran batuk vespa tua, ku telusuri bait-bait kegelapan. Sepertinya, menopause tidak menghambatmu untuk tetap melahirkan ribuan kenangan. Dibalik cahaya lampumu yang berkedip manja. Dibalik roda mungilmu yang tersenyum nyata. Ku tau itu hanyalah muslihatmu untuk menyembunyikan beribu luka. Yah, sepertinya ku tak kunjung tega melihat batukmu yang semakin merana. Kuhentikan vespa tua ku di pelipis pantai. Sambil